Oktober 1, 2025

Militer Israel, Jumat (19/9/2025), memperingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekuatan “belum pernah terjadi sebelumnya” (“unprecedented force”) di Kota Gaza, sementara warga didorong untuk segera mengungsi ke bagian selatan Jalur Gaza. Keputusan ini datang bersamaan dengan penutupan mendadak jalur evakuasi utama, Jalan Salah al-Din, yang baru dibuka dua hari sebelumnya. Operasi besar-besaran ini memicu kecaman internasional dan memperparah krisis kemanusiaan yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Apa yang Terjadi Saat Ini

  • Jalan Salah al-Din ditutup untuk lalu lintas ke selatan
    Avichay Adraee, juru bicara militer Israel berbahasa Arab, mengumumkan bahwa mulai Jumat sore, Jalan Salah al-Din tidak bisa dipakai oleh warga yang ingin mengungsi ke selatan. Jalur evakuasi sementara ini sebelumnya dibuka sejak Rabu lalu dan direncanakan berlaku selama 48 jam.
  • Jalur alternatif: Al-Rashid
    Militer Israel menyebut bahwa satu-satunya jalur selatan yang masih bisa diakses adalah Jalan Al-Rashid, dan meminta warga segera bergerak menuju wilayah selatan yang telah ditetapkan sebagai “zona kemanusiaan”.
  • Perintah pengungsian & ancaman penggunaan kekerasan maksimal
    Israel mengeluarkan peringatan keras bahwa mereka akan mengerahkan kekuatan militer yang “belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap Hamas dan organisasi “radikal” lainnya di Gaza City. Warga diminta mengungsi untuk menghindari korban sipil dalam operasi militer yang semakin intens.
  • Kehancuran Kota Gaza dan krisis kelaparan
    Kota Gaza sudah dalam kondisi hancur akibat perang berkepanjangan. PBB sebelumnya telah menyatakan bahwa kelaparan telah terjadi di Gaza City dan sekitarnya. Infrastruktur vital, layanan kesehatan, distribusi air bersih dan sanitasi juga sangat terganggu. PBB dan lembaga kemanusiaan terus memperingatkan bahwa akses bantuan makin terbatas.

Kisah Warga: Kehidupan dalam Teror

  • Sami Baroud (35) dari Gaza City barat menggambarkan hari-harinya penuh ledakan dan ketakutan. Menurut dia, “hidup kami tak lebih dari ledakan dan bahaya”; keluarganya kehilangan rumah dan rasa aman.
  • Umm Mohammed Al-Hattab (49) hidup dalam tenda bersama ketujuh anaknya setelah rumah mereka hancur akibat pengeboman. Dia terus was-was setiap saat rudal bisa saja jatuh. Anak-anaknya juga ketakutan.

Data Pengungsian & Dampak Kemanusiaan

  • Jumlah pengungsi meningkat tajam
    Lebih dari 250.000 orang telah mengungsi dari Gaza City dalam sebulan terakhir akibat ofensif militer yang semakin meluas. Banyak yang berjalan kaki, dengan kendaraan seadanya, membawa barang sedikit saja, menuju selatan.
  • Kebutuhan dasar hampir tidak terpenuhi
    Menurut pembaruan situasi kemanusiaan terbaru, fasilitas air bersih dan sanitasi (WASH) sangat terganggu, sejumlah fasilitas pengungsi dan sekolah yang menjadi tempat perlindungan hancur atau tidak berfungsi, dan nutrisi anak-anak makin memburuk.

Reaksi Internasional & Politik

  • Kecaman dan tuduhan genosida
    Laporan dari komisi penyelidik PBB menyebut tindakan Israel bisa dikategorikan sebagai genosida. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat senior lainnya dituduh menghasut kejahatan tersebut. Israel membantah keras dan menyebut laporan itu sebagai distorsi.
  • PBB mendesak akses kemanusiaan dan gencatan senjata
    Laporan-laporan dari OCHA (Badan Penanganan Kemanusiaan PBB) dan lembaga kemanusiaan lainnya memperingatkan bahwa kelangsungan hidup warga sipil di Gaza bergantung pada segera diperolehnya akses bantuan, perlindungan terhadap warga, dan penghentian serangan terhadap infrastruktur sipil.
  • Situasi diplomatik memanas
    Penutupan jalur evakuasi dan operasi militer besar-besaran ini terjadi di tengah rencana beberapa negara Barat (termasuk Perancis dan Inggris) untuk mengakui negara Palestina di forum PBB pekan depan. Langkah ini bisa mendapat tekanan lebih besar di tengah gelombang protes global atas keadaan di Gaza City.

Waktu & penutupan jalur evakuasi
Jalan Salah al-Din adalah jalur utama utara-selatan di Jalur Gaza. Penutupan mendadak setelah baru dibuka menambah kebingungan dan risiko kemanusiaan karena banyak warga yang belum sempat melarikan diri.

Tekanan terhadap zona selatan
Wilayah selatan, terutama daerah seperti Al Mawasi dan Khan Younis, kini menjadi tujuan evakuasi, tetapi fasilitas di sana sudah sangat terbebani. Banyak pengungsi yang tiba di selatan dalam kondisi lelah, kelaparan, tanpa keamanan atau perlindungan memadai.

Risiko kelaparan & dampak kesehatan
Kelaparan sudah dikonfirmasi di Gaza City; kekurangan makanan, air bersih, layanan kesehatan, kemampuan untuk perawatan medis, dan risiko penyakit menular makin meningkat.

Persoalan hukum & HAM (HAM)
Tuduhan genosida, perusakan fasilitas kesehatan, serangan terhadap warga sipil, dan paksa perpindahan warga semuanya berada dalam sorotan hukum internasional. Negara-negara dan organisasi HAM sekarang semakin vokal.

Peringatan penggunaan kekuatan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” oleh militer Israel, ditambah dengan penutupan mendadak salah satu jalur evakuasi utama (Salah al-Din), menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang sudah membawa penderitaan berat bagi warga sipil Gaza. Meskipun ada usaha evakuasi dan zona kemanusiaan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak orang tidak mampu melarikan diri karena keterbatasan logistik, finansial, atau karena rasa takut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *