September 3, 2025

September 2, 2025Harga emas dunia mencatat rekor baru pada hari Selasa, menembus level USD 3.550 per ons, menegaskan posisi logam mulia sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Faktor Utama Pendorong Rekor

  1. Harapan Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed
    Investor semakin yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga tahun ini. Menurut analis, pasar antisipasi potongan 25 basis poin pada pertemuan FOMC yang berlangsung 16–17 September.
  2. Saat Tepat bagi Safe-Haven
    Di tengah gejolak pasar saham global, perubahan suku bunga, dan ketegangan geopolitik, emas dan perak kembali menjadi pilihan favorit investor untuk melindungi nilai aset mereka.

Data dan Prediksi Terkini

  • Spot gold sempat mencapai USD 3.508,50 per ounce, lalu berada di kisaran USD 3.480,57—menandai kenaikan sekitar 32% sejak awal tahun.
  • Futures emas untuk bulan Desember tercatat naik tajam hingga USD 3.549 per ounce.
  • Analyst prognostik seperti di The Economic Times menyatakan potensi kenaikan lebih lanjut hingga USD 3.600–3.720 sebelum akhir 2025, dan bisa mendekati USD 3.813 di 2026.

Dampak Politik dan Pasar

  • Ketegangan politik AS turut menambah dorongan ke logam mulia. Tindakan Trump terhadap Fed dinilai sebagai usaha melemahkan institusi penting negara, dan investor mencari perlindungan di emas.
  • Isu independensi penting dalam menjaga stabilitas pasar jangka panjang, dan ketidakpastian politik semakin mendorong emas ke level tinggi.

Rekap Inti

Pemicu UtamaPenjelasan
Bank Sentral (Fed)Harapan pemangkasan suku bunga mendorong daya tarik emas.
Dollar ASPelemahan dolar memperkuat permintaan emas sebagai lindung nilai.
Ketegangan PolitikRisiko terhadap independensi The Fed memacu investor beralih ke emas.
Investor CemasVolatilitas pasar membuat emas kembali menjadi aset favorit.
Prediksi HargaProyeksi mencapai USD 3.600–3.720 akhir 2025; hingga USD 3.813 di 2026.

Emas kini berdiri di puncak sejarah, mencetak rekor baru di atas USD 3.550 per ounce, didorong oleh antisipasi pemangkasan suku bunga, dollar yang melemah, dan ketidakpastian ekonomi-politik—khususnya dari AS. Momentum ini menunjukkan bahwa logam mulia tetap kuat sebagai benteng keuangan di tengah gejolak global.

Apakah harga akan terus menanjak ke pertengahan USD 3.700 atau mengalami koreksi saat pasar stabil kembali? Semua akan tergantung pada alur kebijakan moneter dan respons ekonomi global di minggu-minggu mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *