Oktober 1, 2025

Tim khusus Cesium 137 telah beberapa pekan terakhir berada di Kecamatan Cikande untuk mencari dan mendekontaminasi paparan radiasi. Dari pemeriksaan awal, tim menemukan 10 titik cemaran Cesium 137 dengan kekuatan yang berbeda-beda di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande. Sejauh ini, dua lokasi telah berhasil didekontaminasi.

Benda-benda yang memancarkan radiasi Cesium 137 akan dipindahkan ke gudang PT Peter Metal Technology (PMT) guna melokalisasi cemaran. Sementara itu, lokasi-lokasi yang terpapar telah dipasangi garis polisi atau garis Pengawasan Perlindungan Lingkungan Hidup (PPLH) serta papan nama larangan melintas untuk mencegah masyarakat memasuki daerah berbahaya tersebut. Hanif Faisol Nurofiq secara tegas mengingatkan masyarakat untuk tidak mengganggu area yang telah ditandai karena berpotensi membahayakan kesehatan.

Kronologi dan Sumber Cemaran

Penemuan paparan Cesium 137 di Cikande berawal dari penolakan produk udang beku Indonesia di beberapa pelabuhan besar Amerika Serikat (AS) pada Agustus silam. Otoritas setempat mendeteksi adanya radiasi pada kontainer ekspor, yang kemudian memicu investigasi lintas lembaga di Indonesia. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa zat radioaktif itu tidak terkait dengan laut atau tambak, melainkan aktivitas industri logam.

Bapeten menjelaskan, Cesium 137 (Cs-137) adalah zat buatan yang biasa digunakan dalam peralatan industri, seperti untuk mengukur aliran cairan atau ketebalan bahan. Zat ini tidak terbentuk secara alami di lingkungan dan dalam kondisi terlepas dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk peningkatan risiko kanker jika masuk ke dalam tubuh.

Pemerintah menduga sumber kontaminasi berasal dari pabrik peleburan baja milik PT Peter Metal Technology Indonesia (PMT) di Kabupaten Serang, Banten. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menjelaskan bahwa PT PMT mendapat bahan baku peleburan baja dari Filipina. Diduga, bijih besi, sekrup, dan barang sejenis yang diimpor perusahaan itu mengandung Cesium 137, lalu menyebar hingga ke pabrik pengolahan udang beku PT Bahari Makmur Sejati (BMS) yang lokasinya berdekatan di Kawasan Industri Modern Cikande.

Untuk mempermudah investigasi dan proses dekontaminasi, aktivitas peleburan baja di PT PMT telah dihentikan sementara.

Dampak Kesehatan dan Keamanan Produk

Pemerintah juga sigap melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 1.562 warga dan pekerja di Kawasan Industri Modern Cikande. Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan sembilan orang yang terkontaminasi Cesium 137. Mereka telah mendapatkan perawatan dan obat khusus dari Singapura melalui Kementerian Kesehatan. Zulkifli Hasan memastikan bahwa selain sembilan orang ini, tidak ada pekerja maupun warga Cikande lain yang mengalami dampak serius. Pemantauan ketat terus dilakukan untuk melindungi masyarakat dan pekerja terdampak.

Meskipun terjadi kontaminasi pada kontainer ekspor, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa produk udang Indonesia aman dikonsumsi. Hasil pengujian mutu dan kadar radioaktif Cesium 137 menunjukkan bahwa produk udang PT BMS tidak terdeteksi mengandung radioaktif Cesium 137. Dengan demikian, pemerintah memastikan udang milik PT BMS dimungkinkan untuk dapat dilakukan re-ekspor.

Kasus kontaminasi Cesium 137 ini hanya menyasar empat kontainer produk udang beku, dan pemerintah telah menghentikan distribusi jalur terkontaminasi untuk mencegah terulangnya insiden serupa. Mitigasi ke depan akan terus dilakukan untuk memastikan keamanan produk ekspor Indonesia dan melindungi kesehatan masyarakat serta lingkungan dari ancaman radiasi.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *