
Washington, 26 September 2025 – Setelah proses negosiasi panjang dan penuh kontroversi, akhirnya nasib TikTok di Amerika Serikat menemui titik terang. Oracle, raksasa perangkat lunak asal AS, akan menjadi pemilik mayoritas TikTok di AS melalui pembentukan entitas baru bersama sejumlah investor terkemuka seperti Silver Lake, Andreessen Horowitz, dan beberapa tokoh bisnis pro-Trump lainnya.
Kesepakatan tersebut diumumkan tidak lama setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani instruksi presiden (Inpres) pada Kamis malam (25/9) waktu Washington atau Jumat pagi WIB. Melalui perintah eksekutif itu, Trump secara resmi memerintahkan divestasi ByteDance dari operasi TikTok di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk mengatasi kekhawatiran soal keamanan nasional, serta menjamin kontrol penuh atas data dan algoritma pengguna TikTok oleh pihak Amerika.
Struktur Kepemilikan Baru TikTok di AS
Menurut laporan dari Wall Street Journal dan CNBC International, struktur baru TikTok AS akan terdiri dari:
- Sekitar 80% saham dimiliki investor Amerika, termasuk Oracle, Silver Lake, Andreessen Horowitz, serta nama-nama besar lain seperti Michael Dell dan Rupert Murdoch.
- ByteDance mempertahankan 19,9% saham sebagai bagian dari perjanjian divestasi, meskipun kontrol manajemen dan operasional sepenuhnya dipegang oleh entitas berbasis AS.
- Sebuah dewan direksi baru yang didominasi warga negara AS akan dibentuk untuk mengawasi TikTok AS, termasuk satu anggota yang ditunjuk langsung oleh pemerintah AS.
Entitas baru tersebut akan beroperasi secara independen dari ByteDance, meski tetap menggunakan teknologi yang dilisensikan dari perusahaan induk asal China tersebut.
Algoritma Jadi Fokus Utama: AS Ambil Kendali Penuh
Salah satu poin paling krusial dalam kesepakatan ini adalah pengalihan algoritma TikTok—jantung dari kesuksesan platform tersebut. Pemerintah AS telah lama menyuarakan kekhawatiran bahwa algoritma TikTok berpotensi digunakan oleh Beijing untuk memengaruhi opini publik Amerika atau bahkan mengakses data pribadi pengguna.
Berdasarkan kesepakatan, ByteDance akan menyerahkan salinan kode algoritma ke konsorsium Amerika. Selanjutnya, algoritma akan dilatih ulang menggunakan data pengguna AS, dan Oracle akan bertindak sebagai pengawas utama untuk memastikan bahwa tidak ada intervensi asing atau pelanggaran privasi.
“Algoritma ini akan sepenuhnya dioperasikan di Amerika, dilatih dengan data domestik, dan tidak akan melibatkan ByteDance dalam pengoperasiannya,” ujar Wakil Presiden AS JD Vance.
Dengan demikian, TikTok AS akan menjadi versi terpisah dari aplikasi global, dengan basis kode dan data yang dikendalikan sepenuhnya dari dalam negeri.
Transisi ke Aplikasi Baru
Pengguna TikTok di Amerika Serikat akan diminta beralih ke aplikasi baru yang sedang dibangun oleh tim teknik yang berbasis di AS. Aplikasi tersebut akan tetap mengusung merek TikTok, tetapi menggunakan basis kode dan algoritma yang sudah “diasingkan” dari ByteDance.
Langkah ini merupakan bagian dari proses “pemutusan teknologi” antara ByteDance dan TikTok AS, sesuai dengan regulasi divestasi yang ditetapkan oleh Kongres dan ditegaskan dalam perintah presiden terbaru.
Dukungan Trump dan Kepentingan Politik

Kesepakatan ini tidak lepas dari peran Donald Trump, yang sejak masa kepresidenan pertamanya sudah bersuara keras soal potensi ancaman keamanan dari aplikasi asal China ini. Bahkan, Trump secara terbuka menyebut TikTok sebagai faktor penting dalam keberhasilannya meraih kemenangan politik kedua.
Menariknya, mayoritas pemilik baru TikTok AS merupakan tokoh-tokoh yang dikenal dekat dengan lingkaran Trump, seperti:
- Larry Ellison (Pendiri dan CEO Oracle)
- Rupert dan Lachlan Murdoch (Penguasa imperium media Fox)
- Michael Dell (CEO Dell Technologies)
Trump membantah bahwa pengambilalihan TikTok akan menjadikan platform tersebut sebagai alat propaganda politik. “Kalau bisa saya jadikan TikTok 100% MAGA, tentu saya lakukan. Tapi itu tidak akan berhasil. Semua kelompok politik akan diperlakukan adil,” ujarnya.
Kontroversi “Israelisasi Algoritma TikTok”

Namun, akuisisi ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna dan pengamat. Tagar seperti #IsraelifiedTikTokAlgorithm dan #Ellison sempat menjadi trending di media sosial.
Isu ini dipicu oleh kedekatan Larry Ellison dengan Israel, termasuk sumbangan besar yang pernah ia berikan kepada Friends of the IDF (FIDF) dan hubungan personalnya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Sejumlah media pro-Palestina menuding bahwa pengambilalihan TikTok ini bertujuan untuk mengarahkan narasi publik AS agar lebih pro-Israel.
Bahkan, WikiLeaks dalam unggahan viralnya menyebut bahwa akuisisi ini merupakan upaya “membangun gelembung informasi pro-Israel” di TikTok, yang selama ini dinilai terlalu simpatik pada perjuangan Palestina.
China Melunak, TikTok Jadi Alat Tawar Diplomasi
Di tengah ketegangan ini, respons pemerintah Tiongkok terhadap kesepakatan tergolong lebih lunak dibandingkan sebelumnya. Awalnya, Beijing mengecam keras tuntutan divestasi TikTok dan menyebutnya sebagai bentuk “perampokan.” Namun, menjelang akhir 2025, nada mereka berubah.
Presiden Xi Jinping dilaporkan telah berdiskusi langsung dengan Trump, dan menyatakan dukungan terhadap penyelesaian yang berbasis pasar dan sesuai hukum domestik.
Kementerian Perdagangan Tiongkok pun menegaskan bahwa kesepakatan ini merupakan win-win solution dan menyambut baik penyelesaian damai dalam kerangka hukum yang sah.
Valuasi dan Prospek Masa Depan TikTok AS
Menurut JD Vance, valuasi TikTok AS diperkirakan mencapai 14 miliar dolar AS, angka yang lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya karena tidak mencakup kendali atas algoritma global. Namun, kesepakatan ini dinilai cukup untuk menyelesaikan divestasi dan mencegah larangan TikTok di AS.
Sebelumnya, para analis memperkirakan nilai TikTok bisa mencapai:
- $30–40 miliar jika termasuk kendali penuh atas algoritma global.
- Lebih dari $300 miliar jika digabung dengan seluruh portofolio ByteDance secara global.
Dengan selesainya kesepakatan ini, TikTok akan tetap beroperasi di AS, namun dalam bentuk yang sangat berbeda. Bagi sebagian pihak, ini adalah kemenangan strategis Amerika dalam memastikan kedaulatan data digital dan mengurangi pengaruh asing di ranah media sosial.
Kesimpulan: Babak Baru TikTok di Negeri Paman Sam
Divestasi TikTok ini menandai akhir dari ketidakpastian panjang mengenai nasib platform populer tersebut di AS. Meski menuai kritik dan kontroversi, kesepakatan ini membuka jalan bagi keberlangsungan TikTok di pasar Amerika, sambil menjawab kekhawatiran terkait keamanan nasional dan pengaruh politik luar.
Dengan algoritma yang kini dikendalikan sepenuhnya oleh pihak AS, serta kepemilikan mayoritas oleh investor Amerika, TikTok AS diproyeksikan akan melanjutkan pertumbuhannya — meskipun di bawah pengawasan yang lebih ketat dan perubahan besar dalam struktur operasional.
Waktu akan menjawab apakah TikTok AS akan tetap menjadi kekuatan dominan di ranah media sosial, atau kehilangan pesonanya di tengah pergeseran arah dan kontrol.